Update Accelerator feat. Mikrotik Proxy HIT

Update Accelerator adalah software kecil yang ditulis dengan bahasa Perl, dan memiliki fungsi melakukan cache Windows Updates, software updates, antivirus updates, patch game online dan sebagainya. Dapat diintegrasikan dengan baik pada squid atau advanced proxy, sehingga sangat bermanfaat dalam melakukan efisiensi penggunaan bandwidth dalam jaringan yang menggunakan banyak klien, misalnya perkantoran, wifi hotspot, gamecenter atau warnet, dan lain-lainnya.

Permasalahan yang sering muncul adalah jika update accelerator berjalan bersama dengan squid, dan disandingkan dengan mikrotik yang memiliki traffic shaper (bandwidth limiter) baik dengan simple queue atau queue tree maka cache yang hit dari update accelerator akan tetap di penalti / terkena limit pada mikrotik.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Perhatikan contoh dibawah ini :

Coba kita perhatikan alur data yang terjadi pada saat klien mengirim request/permintaan mendownload sebuah file update atau patch. Misalnya update ini memiliki url http://update.windodol.com/update.cab.

Client –> [Mikrotik + Proxy/Adv. Proxy + Upd. Accelerator] –> Internet

Pada saat pertama request, klien mengirimkan permintaan http://update.windodol.com/update.cab lewat mikrotik dan mesin proxy (misalnya memiliki IP 192.168.90.2), kemudian diteruskan menuju ke internet.

Selanjutnya, jika file tersebut ditemukan, maka internet akan menyampaikannya ke klien melewati perantaraan mikrotik dan mesin proxy. Update accelerator akan menyimpan (cache) file update.cab dan menyimpan url file yang bersangkutan (http://update.windodol.com/update.cab) kedalam databasenya.

Client <– [Mikrotik + Proxy/Adv. Proxy + Upd. Accelerator (Cached)] <– Internet

Jika ada klien kedua yang merequest patch yang sama dengan url yang identik, maka squid akan mengambil file update.cab dari url cache lokal, misalnya http://192.168.90.2/updatecache/asdfasdf/update.cab (Update Accelerator HIT).

Akan tetapi, proses pengambilan patch dari cache lokal ini akan di “masquerade” oleh squid. File patch yang disampaikan ke klien oleh squid tetap memiliki URL asli yaitu http://update.windodol.com/update.cab, bukan menggunakan url cache (http://192.168.90.2/updatecache/asdfasdf/update.cab).

Hasilnya, patch yang hit tersebut akan tetap terkena penalti di traffic shaping mikrotik karena mikrotik menganggap file yang di didownload berasal dari internet. Download patch tersebut tidak akan disampaikan dengan full speed ke klien.

before trick

Bagaimana cara untuk mengatasi hal ini?

Sederhananya adalah dengan memaksa penyampaian patch langsung menggunakan URL cache lokal. Dalam contoh implementasi hal ini saya menggunakan :

  • Mikrotik RB750 dengan IP mikrotik – proxy 192.168.90.1, dan IP mikrotik – klien 192.168.1.1
  • Mesin proxy berbasis IPFire dengan IP interface green0 (menuju LAN) 192.168.90.2

Pengaturan disisi proxy

Pertama, menandai semua paket data yang keluar dari port 81 dengan DSCP 12 dengan menggunakan iptables. IPFire secara default membuka akses HTTP pada port 81. Hal ini menjadi menguntungkan, karena tidak menggunakan port 80 yang bersinggungan langsung dengan aktivitas akses squid. Agar rule iptables nya jalan setiap kali start-up tambahkan rule tersebut didalam file /etc/sysconfig/firewall.local.

vim /etc/sysconfig/firewall.local

tambahkan baris berikut ini :

## add your 'start' rules here
iptables -t mangle -A OUTPUT -p tcp --sport 81 -j DSCP --set-dscp 12

Catatan: green0 adalah interface IPFire yang menuju LAN.

Kedua, IPFire memiliki modul PHP namun secara default belum diaktifkan, oleh karena itu kita harus mengaktifkannya secara manual. Kita akan mengaktifkan PHP untuk memanipulasi proses pengambilan patch/updates di update accelerator.

vim /etc/httpd/conf/loadmodule.conf

Temukan baris #LoadModule php5_module /usr/lib/apache/libphp5.so, dan hilangkan tanda pagar didepannya. Menjadi :

LoadModule php5_module /usr/lib/apache/libphp5.so

Selanjutnya tambahkan php handler :

vim /etc/httpd/conf/global.conf

Tambahkan php handler pada global.conf

AddHandler php5-script php htm html

Restart apache agar membaca konfigurasi baru

apachectl -k graceful

Oke.. step ketiga, menambahkan script PHP yang akan meredirect request update accelerator dan squid ke cache lokal.

vim /srv/web/ipfire/html/get.php

Copas script berikut ini :

<?php
$ipfire = "http://192.168.90.2:81/updatecache/";
$updxlget = $ipfire.$_GET['vendorid'];
header("Location: $updxlget");
exit;
?>

Catatan untuk PHP coder :

404 Not Found? Impossible.. karena update accelerator akan terlebih dahulu memeriksa eksistensi file yang bersangkutan.

Ke empat, edit file update accelerator. Jika anda sedang menggunakan advanced proxy dan mengaktifkan update accelerator, silakan non-aktifkan dahulu update accelerator untuk menghindari terjadinya kesalahan.

cp /usr/sbin/updxlrator /usr/sbin/updxlrator.bak

vim /usr/sbin/updxlrator

Carilah baris berikut ini :

$cacheurl="http://$netsettings{'GREEN_ADDRESS'}:$http_port/updatecache/$vendorid/$uuid/$updfile";

kemudian ganti menjadi :

$cacheurl="http://$netsettings{'GREEN_ADDRESS'}:$http_port/get.php?vendorid=$vendorid/$uuid/$updfile";

Selesai, you are good to go!

Pengaturan disisi mikrotik

Pengaturan di mikrotik cukup sederhana, cukup tambahkan DSCP matcher di mangle.

/ip firewall mangle
add action=mark-packet chain=postrouting comment="dscp matcher" dscp=12 \
new-packet-mark=packet-hits passthrough=no

Kemudian tambahkan simple queue atau queue tree sesuai selera anda. Dalam contoh ini saya melimit paket HIT advanced proxy atau Update Accelerator 30 Mbps menggunakan queue tree.

/queue tree
add max-limit=30M name=cache-hits packet-mark=packet-hits parent=global-out priority=1 \
queue=default-small

Jika anda menggunakan squid / advanced proxy yang support ZPH ToS atau QoS, anda tidak perlu menambahkan rule tambahan pada mangle, cukup dengan menggunakan DSCP matcher maka paket HIT proxy atau update accelerator akan ditangani hanya dengan satu rules.

Screenshot setelah menggunakan trik redirection ini :

after trick

Log httpd pada saat update / patch diambil dari cache lokal :

httpd log

Screenshot status Update Accelerator yang saya gunakan saat ini :

mycachestats

Pada gambar diatas terlihat efisiensi bandwidth mencapai indeks 15 lebih (1500%) dan bandwidth yang diselamatkan oleh Update Accelerator berjumlah 2 terabyte lebih.

Semoga tutorial ini bermanfaat!

Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar yang bermanfaat atau mengucapkan terima kasih jika posting ini bermanfaat. Dilarang keras copas tutorial ini, kecuali dengan menyertakan linkback ke blog ini. :)

69 Comments

  1. Znet

    oooh ok mas terima kasih banyak atas penjelasannya

    • fazar

      sama-sama mas.. semoga manfaat.

  2. Znet

    mas punya ane ko TCP_OFFLINE_HIT ya ngga kaya orng lain yg TCP_HIT ? tolong mas di kasih arahannya. trims

    • fazar

      TCP_OFFLINE_HIT sebenernya sejenis kok dengan TCP_HIT. yang membedakan adalah objek web tersebut di ambil dari cache pada saat kondisi squid dalam modus offline. saat dalam modus offline, squid tidak akan melakukan validasi obyek secara online. cek kembali dalam konfig squid mas apakah terdapat opsi offline_mode on, kalo ada silakan opsi tersebut di hapus.

      • Znet

        trims mas atas penjelasannya, sangat membantu sy jd lebih tau

  3. hyunDrax

    Mas kok ganteng bgt sih.. you are my reason moving to ipfire..

    • fazar

      ganteng, kalo di liat dari atas monas. :D

  4. benito

    Apakah bisa diaplikasikan untuk IIPFire build 85? Kalau tidak bisa, apakah ada link download versi IPFire yang support?
    Thanks mas.

    • fazar

      bisa kok. di core terbaru kalo nggak salah udah aktif php nya, tinggal set yang konfigurasi / script lainnya.

  5. obiwan

    Eh, anu mas…
    Ajarin tentang: “Amount of filedescriptors” di bagian “Cache management”, mas. Soalnya di ipcop gak ada.
    Itu fungsinya buat apa dan harus diisi nilai berapa?

    • fazar

      Oh, ini settinh file descriptor untuk squid. Kadang kalo jumlah klien yg dilayani squid, penggunaan filedeskriptor bisa melonjak dannmengakibatkan squid jadi lamban. Nah, kalo kondisinya demikian, mas bisa set deskriptornya menjadi lebih tinggi. Kalo masih bingung, silakan search google : linux filedescriptor. Semoga manfaat buat mas.

  6. obiwan

    Hehe.. Baru mau nyoba yg 83 mas, mau ngikutin panduan mas fajar dulu :)
    Btw, saya sudah install ipfire mas, baru install aja sih belum ke tahap selanjutnya… Settingan ip-nya saya samakan dg ipcop biar tinggal colok aja gitu, tapi kok ketika mengakses web interface gak bisa ya mas, baru bisa setelah saya tambahkan ini: /ip firewall nat chain=srcnat action=masquerade out interface=proxy. Itu kenapa ya mas?
    Sama satu lagi mas fajar, caranya biar ipfire bunyi beep/tulalit gitu gimana mas? Kalo di ipcop kan pertama nyala bunyi tulit, kemudian stlh ready dia bunyi lagi tulalit. Bisa gak ipfire dibikin gitu mas? Caranya?
    Sementara itu dulu deh.
    Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih utk bimbingan onlinenya :D
    Semoga mas fajar gak lelah berbagi ilmu dan dibalas dg pahala yg berlipat.. Aamiin.

    • fazar

      wah terus terang saya nggak tau kenapa harus di masquerade dulu kalo mau akses webif, biasa ditempat saya langsung bisa di akses :)
      untuk bunyi/beep bisa di set untuk IPFire, tapi cuman pas booting (beep BIOS), dan proses dial up koneksi berhasil/putus. setting di web interface System -> Gui Settings kasih tanda di “Beep when IPFire connects or disconnects”. semoga manfaat mas..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *