Beberapa waktu yang lalu saya mengujicoba Content Filtering 1.0 (qlproxy) dari Quintolabs pada salah satu mesin proxy (dengan Squid Cache 3) yang saya gunakan. Untuk tutorial instalasi qlproxy dapat anda lihat disini.
Saya melakukan filtering terhadap situs dengan kategory “porns” dan mengimplementasikan adblocking dengan menggunakan adblock filter set dari easylist dan ABP-INDO. Setelah beberapa hari berjalan, sangat terasa improvisasi dan penghematan penggunaan bandwidth.
Setidaknya rata-rata iklan yang diblok per hari menunjukkan angka diatas 10 ribu hit (google adsense pada posisi pertama).
Dapat saya katakan bahwa, qlproxy cukup efektif dalam menghalau iklan, yang jika dihitung-hitung bisa menghemat penggunaan bandwidth sampai dengan 20% – 30%. Namun disisi lain, content filtering untuk kategori adult content, terasa kurang “menggigit”, bahkan seringkali DNS nawala-lah yang lebih aktif memblokir akses kesitus-situs yang mengandung konten tersebut.
Selain itu qlproxy juga melakukan redirect ads (iklan) yang diblokir dengan menggunakan html page yang persis digunakan untuk memblokir content dari urlblacklist yang digunakan. Alhasil, tampilan website yang terdapat banyak iklan menjadi sedikit tidak enak dilihat.
Berbeda dengan squidGuard. squidGuard dapat dikustomasi menggunakan gif transparan (biasanya berukuran 1×1 pixel) untuk menggantikan iklan yang diblokir, sehingga tidak mengganggung tampilan website yang terdapat banyak iklan. squidGuard juga lebih efektif menghalau adults content.
Hanya saja, untuk urusan melakukan blokir iklan, squidGuard tidak dapat menjadi seagresif qlproxy, karena qlproxy menggunakan adblock filterset.
Dari segi performa tidak ada perbedaan yang signifikan antara squidGuard dan qlproxy. Untuk qlproxy, benchmark menunjukkan engine nya yang efisien dapat melakukan 60.000 object filtering per detik nya.
Untuk saat ini, saya masih mengandalkan squidGuard, walau pun nampaknya squidGuard tidak secara aktif dikembangkan.