Virtual Private Server (VPS) lagi naik daun! Banyak para pengelola website atau blog yang berpindah dari shared hosting tradisional ke VPS, karena VPS dari segi teknis menawarkan banyak fleksibilitas yang tidak ada pada lingkungan shared hosting. Nah, sebelum sobat menjatuhkan pilihan ke VPS hosting mana website atau blog akan di migrasikan, ada baiknya sobat membaca panduan memilih VPS berikut ini.
Perbandingan VPS vs. Shared Hosting
Sebelum sobat memutuskan memilih shared hosting atau VPS untuk “merumahkan” apps atau website, ada baiknya kita sedikit membahas tentang kelebihan dan kekurangan antara kedua platform hosting ini.
Lingkungan shared hosting dapat di umpamakan seperti sebuah kost-kostan – sobat bisa menyewa sebuah kamar berdampingan dengan kamar orang lain. Kita diharuskan membayar sewa dan bertanggung jawab atas kamar kita sendiri. Setiap kamar memiliki standar yang sama dalam hal layanan – tidak lebih dan tidak kurang. Model shared hosting adalah model yang paling populer digunakan karena paket shared hosting biasanya lebih terjangkau (sewanya), jika dibandingkan dengan layanan lainnya (VPS atau cloud).
Layanan shared hosting ideal untuk media website atau blog yang pengunjungnya tidak terlalu banyak, tidak membutuhkan akun email yang banyak, dan sebagainya. Kelebihan layanan shared hosting adalah ekonomis dari segi pembiayaan, tidak membutuhkan pengetahuan ekstra untuk me-manajemen akun (karena segala sesuatunya di setting menggunakan control panel), serta kemudahan melakukan instalasi web script.
Kekurangan layanan shared hosting yang utama adalah keterbatasan resource (sumber daya – RAM, CPU, bandwidth, dan sebagainya), selain itu kinerja website atau blog yang sobat kelola bisa di pengaruhi oleh pengguna lain didalam server shared hosting yang sama, dan sebagainya.
Bagaimana dengan VPS?
VPS di desain untuk menutupi kekurangan-kekurangan seperti yang disampaikan diatas. Dengan teknologi VPS, sobat dapat mengatur seluruh aspek teknis server, melakukan tuning, melakukan konfigurasi dan sebagainya. Ideal sebagai media aplikasi web yang lebih “berat” dan lebih banyak pengunjungnya.
Kelebihan menggunakan VPS adalah sumber daya / resources yang lebih besar, bandwidth lebih banyak, sobat dapat membuat aplikasi atau “merumahkan” beberapa website / blog didalam satu VPS, dan sebagainya.
Kekurangan dari VPS adalah sobat diwajibkan untuk mengetahui berbagai macam aspek teknis dalam pengelolaan server dan biaya sewa VPS biasanya lebih mahal ketimbang shared hosting.
Sehingga dapat disimpulkan perbedaan VPS dan shared hosting mencakup 3 aspek :
- Sumber daya – Shared hosting memiliki sumberdaya / resource yang lebih kecil jika dibandingkan dengan VPS
- Kompleksitas dan keamanan – VPS ideal di “pegang” oleh pengguna menengah dan mahir. Dari segi keamanan, VPS juga lebih baik ketimbang shared hosting
- Platform – Shared hosting menggunakan sistem yang baku dan mendasar, sedangkan VPS menggunakan virtualisasi untuk seluruh aspek didalamnya
Hayoo.. pilih mana, shared hosting atau VPS? Jika sudah menjatuhkan pilihan ke VPS, monggo baca tulisan selanjutnya.
Panduan memilih VPS
Agar tidak menyesal di kemudian hari karena salah pilih hosting VPS, ada baiknya sobat memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Harga berbanding lurus dengan kualitas
Ada harga, ada rupa! Jangan buru-buru memilih VPS yang murah tapi kualitasnya murahan. Memang biaya sewa shared hosting dan VPS sekarang beda-beda tipis aja. Tapi, pastikan kualitas VPS yang dipilih memang sesuai dengan keinginan sobat.
2. Perhatikan customer support / layanan pelanggannya
Hosting VPS yang baik menyediakan layanan bantuan (support) 24 jam non-stop lewat tiket atau telepon, menggunakan hardware yang nggak sembarangan (bukan hardware ecek-ecek), serta di dukung dengan konektivitas yang mumpuni.
3. Cover me!! I need backup…!!
Kehilangan data adalah sebuah mimpi buruk! Jangan sampai data-data penting (entah itu database, aplikasi, dsb) yang ada di VPS sobat musnah dalam sekejap. Pastikan pihak hoster menyediakan backup / pencadangan data – minimal melakukan pencadangan harian / daily backup untuk VPS yang sobat sewa. Dan pastikan backup yang telah dibuat sebelumnya dapat di download ke komputer kita.
4. Jangan tertipu janji manis dan testimoni palsu
“Thank you so much for your service! I dreaded the thought of having to set all things up. I will be recommending your services to all people. Thank you once again!”
Penyedia hosting biasanya menggunakan testimoni palsu untuk menggaet calon pelanggan. Jangan terkecoh saat membaca testimoni seperti yang saya kutip diatas. Testimoni seperti ini sangat gampang dibuat dan sangat efektif untuk mengelabui calon pelanggan.
“Unlimited bandwidth with 100% uptime guarantee!!”
Ini salah satu “janji manis” hoster yang sering kita lihat atau baca. Pertama, perlu disadari bahwa di dunia ini tidak ada yang unlimited, dan yang kedua jaminan uptime 100% adalah sesuatu hal yang “berlebihan”. Uptime untuk level standar industri sendiri adalah 99,999% (dikenal dengan istilah five nines) yang masih memungkinkan untuk terjadi downtime selama 5,26 menit per tahun.
5. Baca review pengguna VPS di tempat lain
Ada banyak website atau blog yang merupakan tempat review para pengguna jasa VPS, dan sobat dapat memanfaatkan review-review dari pengguna jasa VPS tersebut untuk mengetahui sisi buruk dan baik sebuah perusahaan hosting VPS. Biasanya review VPS dilengkapi dengan data benchmark VPS hosting yang di review. Beberapa web yang berisi review pengguna VPS adalah sebagai berikut :
- Lowendbox
- 96MB
- Webhostingtalk
- ServerBear (khusus benchmark)
Kesimpulan
Pertimbangkan untuk menggunakan VPS kalo trafik atau web apps yang anda gunakan membutuhkan sumber daya yang lebih besar, dan jangan lupa perhatikan aspek-aspek penting yang sedikit saya jabarkan diatas sebelum menjatuhkan pilihan pada hoster mana web/apps yang anda kelola/buat akan “dirumahkan”.
Demikian sedikit panduan dan pertimbangan dari saya buat sobat yang akan menyewa VPS. :)
Kami mau menyewa VPS untuk keperluan network kantor dengan users sekitar 60 orang dan didalam server tersebut akan kami install aplikasi kantor seperti HR database website dan aplikasi lain seperti aplikasi finance dsb juga mass storage untuk space data tiap users serta backup data, jadi pada intinya untuk menghemat budget daripada membangun network IT kami hendak menyewa saja. Pertanyaanya apakah bisa dg sewa VPS kita seperti membangun network sendiri ? Apa saja kekurangan & kelebihan sewa VPS dengan membangun network sendiri. ? Terimakasih atas informasinya
Halo mas Djatmiko! Pertama yang harus digaris bawahi adalah VPS tidak dapat di compare dengan server baremetal, karena sudah tentu kinerjanya jauh lebih joss baremetal/server dalam bentuk fisik. Jadi kalo untuk keperluan database, VPS masih bisa memungkinkan untuk digunakan. Namun untuk keperluan backup data atau mass storage, VPS tidak saya rekomendasikan untuk itu, karena VPS biasanya tidak memiliki diskspace yg besar dan resource yg terbatas (misalnya dibatasi inode dan kecepatan baca/simpan data). Lebih baik kantor invest sedikit untuk beli NAS semacam synology. VPS bisa menjadi pelengkap, namun tidak dapat menjadi subtitusi untuk jaringan fisik dan server dedicated.
terima kasih infonya sangat membantu
Makasih pak dah berbagi pengalaman mengenai VPS,
Mantap, ini bener2 jadi referensi untuk yang sedang cari VPS handal dan hemat, mastah fazar memang ahlinya, hebat
Makasih banget gan informasinya, tapi ane tetep bingung kalo mau beli gatau cara gunain vps nya :/
informasi yang bermanfaat thx
Temen beli VPS malah hanya untuk jualan akun SSH… ckckckck
berarti VPS itu bisa dikatakan lebih stabil ya ketimbang shared hosting. Karena pengelolaan sumbernya kita sendiri yang menentuka. Pencerahan buat saya nih. Terima kasih
nice info
Mantap juga artikelnya mas :)
Cukup memberi tambahan pengetahuan untuk yang masih awam dengan hosting
thanks mas arif. :)
@pengunjung blog, jangan lupa mampir ke blog mas arif juga, coz masbro arif termasuk rajin ngasih review VPS. hehehe..