Apa itu vps dan kapan saya harus pakai VPS? Mungkin hal itu lah yang terbesit pertama kali di pikiran kita pada saat pertama kali belajar lebih lanjut tentang penggunaan server berbasis virtualisasi. Dalam tulisan kali ini, saya akan sedikit menjabarkan tentang apa itu VPS dan kapan kita harus pakai VPS, berdasarkan pengalaman saya sendiri :D
Apa Itu VPS?
VPS adalah singkatan dari virtual private server. VPS juga dikenal dengan istilah lain, yaitu VDS (virtual dedicated server), namun karena istilah “dedicated” di dalam singkatan VDS yang agak rancu, maka istilah VPS akhirnya lebih sering digunakan.
VPS secara singkat menurut Wikipedia adalah mesin (komputer) virtual yang biasanya di jual sebagai layanan oleh perusahaan-perusahaan penyedia jasa hosting. VPS merupakan mesin/komputer virtual yang berjalan di sebuah server utama, atau yang lebih dikenal dengan istilah node. Node biasanya memiliki spesifikasi yang tinggi (CPU powerful, RAM gede, storage yang gede pula, dsb), dan mampu menjadi host puluhan bahkan ratusan VPS.
Jika kita menyewa VPS, maka kita dapat memperlakukan VPS tersebut sebagaimana kita memperlakukan komputer kita sendiri. Kita dapat menginstal aplikasi, menghapus aplikasi, mendownload sesuatu kedalamnya, me-reboot, melakukan shutdown, dan sebagainya. Semua itu bisa dilakukan berkat kemajuan teknologi virtualisasi di dunia komputer yang sangat cepat perkembangannya.
Software, hardware, atau firmware yang digunakan untuk menjalankan dan membuat VPS biasa disebut dengan istilah hypervisor.
Jadi apa itu VPS?
Jawabannya : VPS atau virtual private server adalah komputer yang bersifat virtual dan biasanya di jual atau di sewakan kepada publik oleh penyedia jasa hosting.
Kapan dan kenapa saya harus pakai VPS?
Setelah mengetahui apa itu VPS, mungkin sobat juga akan bertanya, kapan dan kenapa saya harus menggunakan VPS?
VPS biasanya digunakan jika kita membutuhkan sumber daya atau resource yang lebih besar untuk menjalankan sebuah sistem, atau ingin menjalankan beberapa layanan dalam sebuah server saja.
Contohnya, sobat memiliki sebuah website yang kemudian di hosting di sebuah penyedia shared hosting. Awalnya website ini memiliki pengunjung dan konten yang sedikit, namun lambat laun jumlah pengunjung semakin membludak dan kontennya menjadi sangat banyak.
Jika sobat memaksakan untuk menggunakan shared hosting, maka konsekuensinya adalah website sobat menjadi tidak maksimal kinerjanya, menjadi lelet saat diakses, kehabisan jatah bandwidth bulanan atau bahkan mengganggu kinerja server shared hosting yang sobat gunakan. Ujung-ujungnya, hosting sobat bisa di suspend oleh penyedia hostingnya.
Contoh lain adalah saat sobat ingin menjalankan beberapa aplikasi di dalam sebuah server saja, namun setiap aplikasi tersebut memiliki sistem operasi yang terisolasi, terpisah dan memiliki resource terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Mesin-mesin virtual yang ada di dalam node juga sering di sebut dengan istilah container. Container memiliki jatah sumberdaya tersendiri, terisolasi, dan bisa menjalankan sistem operasi sendiri-sendiri.
Jenis-jenis teknologi virtualisasi yang biasanya digunakan pada VPS
Sebagaimana yang dijelaskan di atas, implementasi VPS bisa berjalan dengan adanya teknologi virtualisasi. Berikut adalah teknologi virtualisasi yang umumnya digunakan pada VPS.
OpenVZ
OpenVZ merupakan singkatan dari Open Virtuozzo. OpenVZ bersifat open source dan perkembangannya di dukung oleh perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi virtualisasi bernama Parallels.
OpenVZ menggunakan kernel Linux (inti dari sistem operasi Linux) yang sudah di patch untuk menjalankan seluruh container di dalam node nya. Jadi semua container menggunakan lingkungan sistem dan kernel yang sama, dan hanya bisa menjalankan sistem operasi berbasis Linux.
Kelebihan OpnVZ adalah memiliki stabilitas dan efisiensi yang sangat baik karena hanya menggunakan kernel tunggal.
KVM
KVM adalah singkatan Kernel-based Virtual Machine. KVM memungkinkan penggunaan kernel yang berbeda pada setiap container. Jadi sobat bisa menginstal Linux atau Windows pada VPS yang menggunakan teknologi KVM.
Teknologi KVM banyak di gunakan oleh perusahaan-perusahaan besar penyedia VPS seperti DigitalOcean, Vultr, dan sebagainya.
XEN
XEN pertama kali di kembangkan oleh University of Cambridge Computer Laboratory, dan perkembangannya sampai saat ini berjalan sangat pesat. XEN memiliki 2 varian, yakni XEN-PV dan XEN-HVM.
XEN-PV (XEN paravirtualization) memungkinkan pengoperasian mesin virtual meskipun prosesor node tidak memiliki fitur dukungan virtualisasi.
XEN-HVM (XEN hardware-assisted virtual machine) memungkinkan pengoperasian mesin virtual dengan me-utilisasi fitur virtualisasi pada prosesor dan perangkat node. Dengan demikian, XEN-HVM mendukung penggunaan sistem operasi yang berbeda di tiap container, misalnya sistem operasi Windows.
Sedikit tips memilih VPS
- Kalo sobat budget nya pas-pasan, maka VPS berbasis OpenVZ adalah pilihan pas. Biasanya VPS OpenVZ harga/sewanya murah meriah. Namun sangat sering para penyedia hostingnya melakukan overselling, alias penjualan container di atas kapasitas node.
- Jika ingin memiliki VPS dengan stabilitas dan kinerja yang lebih baik, serta ingin menginstal sendiri sistem operasinya, maka KVM adalah pilihan yang ideal, namun biasanya VPS berbasis KVM harga sewanya lebih mahal.
Oke, demikian sedikit ulasan tentang apa itu vps! Semoga artikel kecil ini bisa bermanfaat untuk sobat.
cara pake nya gmna gan..?
cara pake nya mirip dengan cara mengoperasikan komputer biasa.. kalo windows bisa bekerja via remote desktop, sedangkan jika memakai linux bisa bekerja via terminal (misalnya putty).